LAPORAN SURVEI BURUNG DI LABORATORIUM LAPANGAN TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
SURVEI BURUNG
DI LABORATORIUM LAPANGAN TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(Laporan Praktikum Analisis Keanekaragaman Hayati)
Oleh
Abdul
Rouf Amarulloh Khalil
1514151004
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Universitas
Lampung (Unila) memiliki ruang terbuka hijau dengan tipe vegetasi yang beragam
serta multi strata berupa pepohonan, semak belukar hingga padang rumput.
Sehingga menciptakan komponen habitat yang berfungsi sebagai cover (tempat
berlindung, bersarang, bermain dan beristirahat) serta penyedia pakan bagi
berbagai jenis satwa. Salah satu lokasi yang menjadi habitat beberapa satwa
seperti burung yaitu di Laboratorium Lapangan Terbadu Fakultas Pertanian,
Unila. Komponen yang terdapat pada Laboratorium Lapangan Terpadu yaitu pepohonan, kolam, semak belukar
dan sungai kecil, sehingga lokasi ini merupkan salah satu habitat burung di
Unila. Burung termasuk pengguna ruang yang cukup baik, beraktivitas pada
tajuk-tajuk pohon, semak belukar hingga rumput-rumput rendah.
Struktur
vegetasi multistrata akan memberikan ruang tumbuh bagi berbagai jenis tumbuhan
lain (selain pohon), seperti perdu, semak, maupun epifit sehingga akan memiliki
keanekaragaman flora yang tinggi. Kondisi tersebut akan menciptakan habitat
bagi berbagai jenis satwa, khsusnya burung, dengan menyediakan pakan, cover (tempat berlindung), tempat
bermain, dan berkembang biak (Sulistiyadi, 2010). Burung memiliki peran penting
dalam mengontrol populasi serangga sekaligus membantu menyebarkan biji-biji
tanaman yang dimakannya.
Menurut
Howes, Bakewell, dan Noor (2003), kehadiran suatu jenis burung tertentu pada
umumnya disesuaikan dengan kesukaanya terhadap habitat tertentu. Faktor yang
menyebabkan tingkat kehadiran tersebut, dikarenakan atau disebabkan oleh
kondisi habitat yang masih baik. Yanti, Novarino
W dan Rizaldi
(2014)
menjelaskan bahwa habitat yang masih baik akan lebih sering dimanfaatkan oleh
jenis burung sebagai habitat utamanya karena pada habitat tersebut jenis-jenis
burung tersebut mendapatkan sumber makanannya dan sekaligus tempat berlindung
ketika ada pemangsa (predator) atau sebagai tempat berlindung dari cuaca yang
buruk. Jenis burung yang memiliki
tingkat kehadiran 100% merupakan jenis burung mempunyai daya adaptasi yang baik
terhadap kehadiran manusia.
1.2.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
tingkat kelimpahan dan keanekaragaman burung di Laboratorium Lapangan Terpadu
FP Unila.
2. Mengetahui
pengaruh atau gangguan pada Laboratorium Lapangan Terpadu FP Unila.
II. METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Pengamatan dilaksanakan Pukul
15.30 – 17.30 WIB pada tanggal 14 Maret 2018 di Laboratorium Lapangan Teradu Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah alat tulis, binokuler, lembar pengamatan, laptop, dan software microsoft excel. Bahan yang
digunakan dalam melakukan pengamatan burung ini adalah berbagai jenis burung
yang tedapat di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Unila.
2.3. Prosedur Praktikum
Prosedur
praktikum yang digunakan dalam pengamatan burung yaitu dengan menggunakan
metode IPA (Index Ponctualle de’Abondance)
atau kombinasi titik hitung dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menentukan lokasi
pengamatan.
2.
Membuat plot pengamatan
dengan radius lingkaran 50 m dan jarak antar plot 50 m.
3.
Melakukan pengamatan
burung dengan menggunakan bantuan binokuler.
4.
Mencatat jenis burung
dan jumlah yang teramati di setiap plot pengamatan serta membuat sketsa burung.
5.
Pengamatan dilaksanakan
Di Laboratorium Lapangan Terpadu pukul 15.30-17.30 WIB.
6.
Menganalisis atau
mengolah data pengamatan dengan menggunakan microsoft
office excel.
7.
Membuat laporan akhir.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan data praktikum dan analisis data yang
telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Analisi keanekaragaman,
kesamarataan, frekuensi, dan dominansi jenis burung
|
Tabel
2. Indeks Similaritas (Kesamaan jenis)
No
|
Nama Sesies
|
Plot 1
|
Plot 2
|
Plot 3
|
Plot 4
|
IS
|
1
|
Perkutut
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
2
|
Gereja
|
15
|
0
|
0
|
17
|
|
3
|
Tekukur
|
2
|
0
|
0
|
2
|
|
4
|
Kutilang
|
2
|
0
|
2
|
0
|
1,17
|
5
|
Walet linci
|
0
|
5
|
1
|
3
|
|
6
|
Perenjak Jawa
|
0
|
0
|
0
|
1
|
|
7
|
Cekakak sungai
|
0
|
0
|
1
|
0
|
|
Jumlah
|
20
|
5
|
4
|
23
|
1,17
|
3.2.
Pembahasan
Berkaitan dengan indeks
keanekaragaman, kesamarataan, dan indeks kesamaan jenis, Odum (1993) telah
menetapkan kriteria masing-masing dari indeks tersebut. Odum (1993) menjelaskan
bahwa apabila nilai indeks keanekaragaman <1 maka rendah, 1<H’>3 maka
sedang, dan H’>3 maka keanekaragaman tinggi. Nilai indeks kesamarataan jenis
(E) berkissar antara 0-1, semakin kecil nilai E atau mendekati nilai 0 maka
semakin tidak merata penyebaran organisme tersebut di dalam suatu komunitas
tersebut, dan sebaliknya apabila nilai E semakin besar atau mendekati 1 maka
semakin merata persebarannya dalam suatu komunitas. Indeks kesamaan jenis (IS)
mempunyai kriteria, jika nilai IS mendekati 1 maka kesamaan jenis tinggi dan
apabila nilai IS mendekati 0 maka menunjukkan tingkat kesamaan rendah.
Berdasrkan analisis data yang
diperoleh dapat diuraikan bahwa indeks keanekaragaman jenis burung di
Laboratorium Lapangan Terpadu FP Unila yaitu
dengan nilai sebesar 1,22 atau termasuk kedalam kriteria sedang dengan
nilai kelimpahan (Pi) yaitu 1, hal ini dikarenakan berdasarkan kriteria nilai
yaitu H’ < 1 = rendah, 1 < H’ < 3 = sedang, H’ > 3 = tinggi. Penyebab keanekaragaman menduduki kriteria sedang
yaitu karena banyaknya aktivitas manusia
di lokasi tersebut, sehingga menyebabkan keanekaragaman burung tidak tinggi.
Indeks kemerataan jenis burung yaitu sebesar
0,31 atau termasuk kedalam kriteria sedang, Besaran E’ < 0.3 menunjukkan
kemerataan jenis tergolong rendah, E’ = 0.3 – 0.6 kemerataan jenis tergolong
sedang dan E’ > 0.6 maka kemerataaan jenis tergolong tinggi. Oleh karena
itu, indeks kemeratannya dikatan sedang. Hal ini dikarenakan banyak
lokasi-lokasi praktikum ataulahan praktikum dan aktivitas manusia menyebabkan
kemerataan burung menduduki tingkat sedang.
Frekuensi ditemukan spesies pada
lokasi ini dapatdikan sebesar 100 %, karena dari setiap plot ditemukan suatu
spesies. Hasil perhitungan nilai dominansi yang diperoleh yaitu 0,0017 atau dapat dikatakan rendah berdasrkan indeks
dominansi yaitu kriteria 0,01-0,30 (Dominansi rendah), 0,31-0,6 (Dominansi
sedang), dan 0,61-1,0 (Dominansi tinggi) (Odum, 1993). Indeks kesamaan jenis
menunjukkan nilai 1,17 atau dapat dikatan tinggi karena nilai kesamaan mendekti
1, hal ini di pengaruhi luas lokasi pengamatan yang relatif semet sehingga
sebagian besar jenis burung pada titik pengamatan memiliki jenis yang sama.
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
data diatas kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Tingkat
keanekaragaman burung di lokasi pengamatan yaitu dengan nilai 1,22 atau
termasuk kedalam kriteria rendah, sedamgkan nilai kemerataannya yaitu termasuk
kriteria sedang dengan nilai 0,31.
2. Pengaruh
tingkat sedang pada kanekaragaan dan kemerataan burung di laboratorium lapangan
terpada FP Unila yaitu bnyaknya aktivitas manusia sehingga nilai tersebut tidak
dapat mencapai kriteria tinggi.
4.2.
Saran
Pemahaman
dalam melakukan orientasi lapangan harus dilakukan lebih serius karena segala bentuk ilmu dapt diterapkan sesuai
kondisinya di kemudian hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Howes,
J., Bakewell, D. dan Noor, Y.R. 2003.
Panduan Studi Burung Pantai.
Wetlands Internasional. Bogor.
Odum, E.
1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gajdah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sulistiyadi E. 2010. Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian
Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen. LIPI. Kebumen
Yanti, N. A, Novarino W dan Rizaldi. 2014.
Keanekaragaman serangga dan struktur vegetasi pada habitat burung insektivora Lanius
schach Linn. di Tanjungsari, Yogyakarta. J. Bio. UA. Padang.
Komentar
Posting Komentar